Langsung ke konten utama

[LISIGER AGUSTUS] : Mengenal Awan Mammatus

Mengenal Awan Mammatus

Oleh : Maylinda Wahyuningrum
Pendidikan Geografi 2017


Awan mammatus berkaitan erat dengan badai petir. Namun tidak harus selalu diidentikan dengan 'senjata asap' dari tornado, hujan es, atau tiupan angin yang signifikan. Awan mammatus biasanya terasosiasi dengan awan comulonimbus aktif. Menurut National Weather Service Online School for Weather, awan mammatus terjadi saat udara di lapisan awan turun ke udara yang jernih di bawahnya dan tetesan awan yang menguap. 

Deputi Kepala BMKG Bidang Meteorologi Mulyono Prabowo menuturkan, awan mammatus biasanya merupakan bagian dari awan kumulonimbus. Pembentukannya merupakan pembentukan awan Cummulonimbus (Cb) itu sendiri.

"Setelah Cb terbentuk, karena aktifnya proses konveksi (pergerakan keatas-kebawah udara basah dalam Cb menjadikan Cb makin tumbuh membesar) di dalam Cb sehingga dasar anvil awan Cb yang awalnya relatif halus terdorong-dorong oleh proses konveksi tadi menjadikan dasar anvil awan membentuk tonjolan menggelan tungi (seperti payudara) awan Cb," tutur Prabowo.

"Terbentuknya di bagian bawah awan Cb di mana terjadi perbedaan 'suhu, kelembaban, dan tekanan udara' yang sangat besar dalam waktu singkat," jelasnya. 


Prabowo menambahkan, bagian tonjolan ke bawah awan mammatus biasanya berisi kumpulan es dan berbahaya bagi penerbangan. "Sehingga awan mamatus merupakan indikator wilayah-wilayah yang harus dihindari pesawat terbang," imbuhnya,  Awan mammatus, lanjut Prabowo, bisa terbentuk di berbagai belahan dunia. Hanya saja biasanya lebih mungkin di daerah lintang tinggi, sementara Indonesia yang terletak di equator memiliki lintangrendah. 


"Karena terjadinya 'perbedaan suhu, kelebaban, dan tekanan' yang bisa signifikan lebih memungkinan di lintang tinggi. Di sana ada sistem front (batas dua masa udara yang karateristiknya betul-betul berbeda) sangat mendukung terjadi awan Cb yang besar dengan perbedaan perbedaan suhu, kelebaban, dan tekanan dengan udara sekitarnya cukup/sangat signifikan," papar Prabowo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[LISIGER MEI] : Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan

Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan Oleh : Salsabila Pantograf adalah alat yang berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau gambar. Dengan menggunakan alat ini, seseorang dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. (Sumber: Koleksi penulis, 2006). Pantograf berbahan dasar potongan kayu berbentuk persegi panjang yang masing-masing potongan disatukan dengan baut. Cara membuatnya tidak sulit dan bahan-bahannya mudah kita temui di pasaran. Pertama-tama yang kalian lakukan ialah menyiapkan alat dan bahannya yaitu, empat batang kayu (dua batang kayu a dan b berukuran panjang 50 cm, dan batang kayu c berukuran 30 cm dan batang kayu d berukuran 20 cm), tiga buah baut, amplas, kuas, pernis, bor kayu, dan dua buah pensil. Selanjutnya cara pembuatan yang pertama ialah tandai setiap ujung kayu dengan jarak 1 cm, kemudian lubangi kayu dengan bor kayu. Amplas kayu agar lebih halus. Selanjutnya, panaskan kayu dengan api kecil ...

[LISIGER OKTOBER] Mengenal Lebih Dalam Kesenian Debus Asal Banten

Penulis : M. Gendra Mahdavikia - Geografi 2016 Pernahkah kalian mendengar atau melihat kesenian Debus? Apasih itu Debus? Debus merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Banten. Kesenian ini mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal terhadap   senjata tajam, kebal terhadap air keras, dan lain- lain. Kesenian Debus merupakan kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan kebatinan yang bernuansa penuh magis. Dan dewasa ini kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, upacara magis dan untuk hiburan masyarakat. Pemain Debus merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12 sampai 15 orang, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut: 1. 1 orang juru gendang 2. 1 orang penabuh tembang 3. 2 orang penabuh dogdog tingtit 4. 1 orang penabuh kecrek 5. 4 orang sebagai penzikir 6. 5 orang pemain atraksi 7. 1 orang sebagai syekh     ...

[LISIGER AGUSTUS] Mengenal Morelia Viridis dari Timur Indonesia

Penulis : Rian Ariyanto - Geografi 2016 Sumber foto : imgur.com Green Tree Python / GTP ( Morelia Viridis ) atau yang biasa dikenal dengan nama Chondro banyak terdapat di Papua, Papua Nugini & Australia. Ular GTP masih satu keluarga dengan ular python lainnya, meskipun ia merupakan ular pohon hijau tapi GTP tidak berbisa. Ular GTP tinggal di habitat yang lembab dan bagian tropis yang hangat. GTP termasuk satwa yang mulai langka di tempat asalnya karena penghancuran habitat, perdagangan kulitnya & diburu untuk makanan dan obat kulit. Ular GTP sudah masuk kategori Apendiks II oleh CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ). Seperti kebanyakan ular pohon, GTP memangsa binatang pengerat dan unggas kecil. GTP dewasa berukuran panjang hingga 2,1 meter untuk spesimen yang besar, sedangkan untuk spesimen yang medium, GTP bisa mencapai panjang 1.8 meter. Chondro suka bergulung di pohon, melingkarkan diri dengan kuat di cabang po...