Penulis : M. Gendra Mahdavikia - Geografi 2016
Perlengkapan
Pernahkah
kalian mendengar atau melihat kesenian Debus? Apasih itu Debus? Debus merupakan
kesenian bela diri yang berasal dari Banten. Kesenian ini mempertunjukan
kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal terhadap senjata tajam, kebal terhadap air keras, dan
lain- lain. Kesenian Debus merupakan kesenian yang dikombinasikan dengan seni
tari, seni suara dan kebatinan yang bernuansa penuh magis. Dan dewasa ini
kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, upacara
magis dan untuk hiburan masyarakat.
Pemain
Debus
merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12
sampai 15 orang, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut:
1. 1
orang juru gendang
2. 1
orang penabuh tembang
3. 2
orang penabuh dogdog tingtit
4. 1
orang penabuh kecrek
5. 4
orang sebagai penzikir
6. 5
orang pemain atraksi
7. 1
orang sebagai syekh
Satu sampai dua minggu sebelum
diadakannya pertunjukan debus biasanya para pemain akan melaksanakan
pantangan-pantangan tertentu agar selamat ketika melakukan pertunjukan, yaitu:
(1) tidak boleh minum-minuman keras; (2) tidak boleh berjudi; (3) tidak boleh
mencuri; (4) tidak boleh tidur dengan isteri atau perempuan lain (5) harus
beragama islam (6) berpuasa selama 40 hari; dan lain sebagainya.
Perlengkapan
Peralatan
yang digunakan dalam kesenian Debus adalah:
1. Debus
dengan gada-nya
2. Golok
yang digunakan untuk mengiris tubuh pemain debus
3. Pisau
juga digunakan untuk mengiris tubuh pemain
4. Bola
lampu yang akan dikunyah atau dimakan (sama seperti permainan kuda lumping di
Jawa Tengah dan Timur
5. Panci
yang digunakan untuk menggoreng telur di atas kepala pemain
6. Buah
kelapa
7. Minyak
tanah dan lain sebagainya.
Alat musik pengiring kesenian debus:
1. Gendang
besar
2. Gendang
kecil Tilingtit
3. Rebana
4. Seruling
dan kecrek
Alur Pertunjukan Debus
Permainan
debus pada umumnya diawali dengan mengumandangkan beberapa lagu tradisional
(sebagai lagu pembuka atau "gembung"). Setelah gembung berakhir, maka
dilanjutkan dengan pembacaan zikir dan belum atau macapat yang berisi
puji-pujian kepada Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw. Tujuannya adalah agar
mendapat keselamatan selama mempertunjukkan debus. Setelah zikir dan macapat
selesai, maka dilanjutkan dengan permainan pencak silat yang diperagakan oleh
satu atau dua pemain tanpa menggunakan senjata tajam. Biasanya sebelum
melakukan atraksi para pemain debus membacakan “haram kau sentuh kulitku, haram
kau minum darahku, haram kau makan dagingku, urat kawang, tulang wesi, kulit
baja, aku keluar dari rahim ibunda. Aku mengucapkan kalimat la ilaha illahu”
Kegiatan
selanjutnya adalah permainan debus itu sendiri yang berupa berbagai macam
atraksi, seperti: menusuk perut dengan menggunakan debus; mengupas buah kelapa
dan memecahkannya dengan cara dibenturkan ke kepala sendiri; memotong buah
kelapa dan membakarnya di atas kepala; menggoreng telur dan kerupuk di atas
kepala; menyayat tubuh dengan sejata tajam seperti golok dan pisau; membakar
tubuh dengan minyak tanah atau berjalan-jalan di atas bara api; memakan kaca
dan atau bola lampu; memanjat tangga yang anak tangganya adalah mata
golok-golok tajam dengan bertelanjang kaki; dan menyiram tubuh dengan air keras.
Nilai Budaya Kesenian Debus
Permainan
debus yang dilakukan oleh masyarakat Banten, jika dicermati secara mendalam,
maka di dalamnya mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam kehidupan bersama dan bekal kehidupan di kemudian hari. Nilai-nilai itu
antara lain kerja sama, kerja keras, dan religius.
Nilai
kerja sama tercermin dalam usaha para pemain yang saling bahu-membahu dalam
menunjukkan atraksi-atraksi debus kepada para penonton. Nilai kerja keras
tercermin dalam usaha pemain untuk dapat memainkan debus. Dalam hal ini
seseorang yang ingin memainkan debus harus berlatih secara terus menerus sambil
menjalankan syarat-syarat dan pantangan-pantangan tertentu agar ilmu debusnya
menjadi sempurna. Dan, nilai religius tercermin dalam doa-doa yang dipanjatkan
oleh para pemain. Doa-doa tersebut dibacakan dengan tujuan agar para pemain
selalu dilindungi dan mendapat keselamatan dari Allah SWT selama
menyelenggarakan permainan debus.
Bagi
kalian yang masih bingung tentang alur pertunjukan kesenian debus bisa klik
link dibawah ini
Sumber:
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2018 Pukul 19.00 WIB
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2018 Pukul 19.20 WIB
Komentar
Posting Komentar