Langsung ke konten utama

[LISIGER MEI] : Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan

Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan

Oleh : Salsabila



Pantograf adalah alat yang berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau gambar. Dengan menggunakan alat ini, seseorang dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. (Sumber: Koleksi penulis, 2006).
Pantograf berbahan dasar potongan kayu berbentuk persegi panjang yang masing-masing potongan disatukan dengan baut. Cara membuatnya tidak sulit dan bahan-bahannya mudah kita temui di pasaran. Pertama-tama yang kalian lakukan ialah menyiapkan alat dan bahannya yaitu, empat batang kayu (dua batang kayu a dan b berukuran panjang 50 cm, dan batang kayu c berukuran 30 cm dan batang kayu d berukuran 20 cm), tiga buah baut, amplas, kuas, pernis, bor kayu, dan dua buah pensil. Selanjutnya cara pembuatan yang pertama ialah tandai setiap ujung kayu dengan jarak 1 cm, kemudian lubangi kayu dengan bor kayu. Amplas kayu agar lebih halus. Selanjutnya, panaskan kayu dengan api kecil beberapa detik untuk hasil yang lebih menarik. Setelah itu kita warnai dengan pernis untuk menambahkan keindahan serat alami pada kayu, lalu jemur kayu tersebut agar mengering. Setelah kering satukan semua kayu tersebut dengan menggunakan baut dan pensil. Kayu yang berukuran 50 cm (kayu a dan b) menjadi kaki pantograf, kemudian letakan kayu c ke lubang kayu b ( dilubang 20 cm) dan kayu d di letakan di lubang kayu a (dilubang 30 cm) kemudian kayu c dan d disatukan dengan pensil. Masukan pensil ke salah satu ujung kayu a atau kayu b (pilih salah satu). Setelah itu pantograf siap digunakan.
Pada dasarnya, kerja pantograf berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Kemudian pantograf diatur sehingga masing-masing lengan pantograf memiliki skala faktor yang sama. Kemudian letakkan peta yang akan diperbesar ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Lalu gerakkan B mengikuti peta asal, melalui kaca pengamat.
Dahulunya pantograf amat populer. Alat ini berasal dari Roma yang ditemukan oleh Christoph Scheiner tahun 1603. Tetapi seiring berkembangnya teknologi, masyarakat mulai beralih pada mesin fotokopi atau scanner.  Sekarang saya akan mengulas kembali bagaimana terciptanya pantograf yang sangat berjasa bagi anak geografi.
Kita ingat Scheiner karena membuat pantograf pertama pada 1603, dan menulisnya secara mendetail pada 1631 dalam karyanya, Pantographice. Dia menggunakan perangkat untuk menggandakan atau memperbesar diagram. Meskipun demikian, secara umum diyakini bahwa Leonardo da Vinci (1452 - 1519) yang agung menggunakan satu musch sebelumnya.
Grafik yang berdekatan menunjukkan bagaimana satu lengan pantograf berisi pointer kecil sementara yang lain memegang alat gambar. Dengan menggerakkan pointer di atas diagram, salinan diagram digambar di selembar kertas lain. Dengan mengubah posisi lengan dalam hubungan antara lengan penunjuk dan lengan gambar, skala gambar yang dihasilkan dapat diubah.
Mengikuti jejak Leonardo da Vinci, pantograf kemudian diadaptasi untuk duplikasi lukisan. Pertama, pantograf akan digunakan untuk melacak garis besar, dan kemudian bentuknya akan diisi dengan cat. Pematung dan pemahat mengadaptasi pantograf untuk melacak gambar utama ke balok marmer atau kayu. Pada abad ke-18, pantograf digunakan untuk memotong huruf-huruf khusus untuk dicetak dan diukir. Pada abad ke-19, pantograf canggih bahkan digunakan untuk menduplikasi patung, seperti karya David Michelangelo. Pantograf tugas berat masih digunakan untuk penggilingan ukiran dan kontur. Dewasa ini, pembesaran diagram jauh lebih mudah dilakukan dengan bantuan mesin fotokopi.
Pada 1804, Thomas Jefferson pertama kali memperoleh perangkat penyalin surat yang ia sebut 'penemuan terbaik di zaman sekarang'. Apa yang disebut 'poligraf' ini ditemukan oleh John Isaac Hawkins kelahiran Inggris. Itu didasarkan pada prinsip-prinsip pantograf, dan memiliki dua atau lebih pena yang dipindahkan secara bersamaan oleh tangan penulis, membuat salinan duplikat atau salinan yang sangat mirip dengan aslinya.
Inovasi yang agak lucu dalam sejarah pantograf adalah 'The Turk' - robot yang bisa bermain catur. Ini terjadi pada tahun 1769 ketika tampaknya tidak mungkin untuk memiliki robot yang bisa bermain catur. Si Turki melanjutkan untuk mengalahkan banyak orang dan menjadi terkenal. Ternyata sebenarnya ada seseorang di dalam pangkalan robot yang memainkan permainan catur. Lengan orang ini dihubungkan ke lengan orang Turki dengan struktur seperti pantograf. 
Penggunaan pantograf yang lebih modern adalah struktur ikatan fleksibel yang digunakan untuk menghubungkan trem atau kereta listrik ke kabel listrik overhead. Struktur ini sebenarnya disebut pantograf, meskipun versi modern sedikit mirip dengan perangkat aslinya.
Kini kemajuan teknologi yang semakin canggih membuat para generasi millenial yang lebih suka praktis dan simple enggan untuk menggunakan pantograph. Mereka beralih memakai mesin pantograph yang menurutnya lebih efektif dan efisien. Selain mesin pantograph ada juga aplikasi yang bisa memperbesar dan memperkecilkan skala dengan cepat yaitu google earth, salah satu aplikasi yang wajib dimiliki oleh anak geografi. 
Jangan sekali-kali melupakan sejarah itulah yang dikatakan Presiden pertama kita. Secanggih apapun teknologi dan semudah apapun teknologi itu digunakan, tetap kita tak bisa melupakan pantograf yang sudah membantu kita mengerjakan tugas perkuliahan. 

Source: History of Pantograph

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[LISIGER OKTOBER] Mengenal Lebih Dalam Kesenian Debus Asal Banten

Penulis : M. Gendra Mahdavikia - Geografi 2016 Pernahkah kalian mendengar atau melihat kesenian Debus? Apasih itu Debus? Debus merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Banten. Kesenian ini mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal terhadap   senjata tajam, kebal terhadap air keras, dan lain- lain. Kesenian Debus merupakan kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan kebatinan yang bernuansa penuh magis. Dan dewasa ini kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, upacara magis dan untuk hiburan masyarakat. Pemain Debus merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12 sampai 15 orang, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut: 1. 1 orang juru gendang 2. 1 orang penabuh tembang 3. 2 orang penabuh dogdog tingtit 4. 1 orang penabuh kecrek 5. 4 orang sebagai penzikir 6. 5 orang pemain atraksi 7. 1 orang sebagai syekh     ...

[LISIGER AGUSTUS] Mengenal Morelia Viridis dari Timur Indonesia

Penulis : Rian Ariyanto - Geografi 2016 Sumber foto : imgur.com Green Tree Python / GTP ( Morelia Viridis ) atau yang biasa dikenal dengan nama Chondro banyak terdapat di Papua, Papua Nugini & Australia. Ular GTP masih satu keluarga dengan ular python lainnya, meskipun ia merupakan ular pohon hijau tapi GTP tidak berbisa. Ular GTP tinggal di habitat yang lembab dan bagian tropis yang hangat. GTP termasuk satwa yang mulai langka di tempat asalnya karena penghancuran habitat, perdagangan kulitnya & diburu untuk makanan dan obat kulit. Ular GTP sudah masuk kategori Apendiks II oleh CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ). Seperti kebanyakan ular pohon, GTP memangsa binatang pengerat dan unggas kecil. GTP dewasa berukuran panjang hingga 2,1 meter untuk spesimen yang besar, sedangkan untuk spesimen yang medium, GTP bisa mencapai panjang 1.8 meter. Chondro suka bergulung di pohon, melingkarkan diri dengan kuat di cabang po...