Mengamati Perubahan Iklim dalam Film Dokumenter Chasing Ice
Oleh : Nikita Theresia Afdan
Perubahan iklim memang tidak begitu terasa dampaknya secara langsung oleh kita, namun beruang di kutub utara merasakan dampak yang signifikan dari adanya perubahan iklim. Mencairnya es di kutub utara setiap tahun, membuat beruang kutub kehilangan tempat pijakannya yaitu es, demikian juga penguin dan hewan-hewan lain yang tinggal di kutub utara. Seebuah film dokumenter yang berjudul Chasing Ice memberikan kita sebuah pandangan baru dan serius terhadap perubahan iklim. Film dokumenter yang berdurasi 1 jam 15 menit, seakan membawa kita kepada perjalanan gletser-gletser besar di dunia. Film Chasing Ice meraih penghargaan dari Satellite Award pada tahun 2012 dalam kategori film dokumenter terbaik dan pada tahun 2014 mendapat penghargaan dari News and Documentary Emmy Award dalam kategori Nature Programming terbaik.
Sekilas saya akan mengkaji terkait film dokumenter ini, sebagai mahasiswa geografi, saya menyarankan untuk menonton film Chasing Ice ini, selain menambah wawasan, film ini juga menyadarkan kita untuk peka terhadap perubahan iklim yang terjadi.
Pada awalnya film dokumenter ini terbentuk dari seorang ahli dalam bidang geomorfologi dan juga seorang fotografer lingkungan, James Balog bersama timnya yaitu Extreme Ice Survey, mereka melakukan pengamatan selama berbulan-bulan terhadap mencairnya es di Greenland, Alaska, Iceland, dan Montana. Awalnya James Balog tidak memiliki sebuah keahlian dalam bidang fotografi, namun Ia menemukan sebuah keterkaitan antara manusia dan alam yang membuat Ia ingin mengabadikannya, salah satu yang menarik perhatiannya adalah es. Ia melihat ada sebuah keindahan ketika Ia mengambil gambar es.
James Balog melakukan foto tentang perubahan iklim, dan Ia ingin hal tersebut dibuat secara menarik, dan es yang menarik perhatiannya. James bersama tim melakukan pendakian ke Iceland, mereka melihat sebuah gletser besar yang menyusut dengan waktu yang begitu cepat, ketika mereka kembali lagi dalam beberapa bulan dan melihat gletser tersebut kondisinya sangat miris.
Kemudian James Balog beserta timnya Extreme Ice Survey melakukan sebuah misi dengan tujuan menempatkan 12 kamera di Greenland, 5 di Iceland, 5 di Alaska, dan 2 di Montana. Kamera ini akan memotret fenomena gletser setiap jamnya, tentu ini bukan sebuah misi yang sederhana banyak biaya yang dikeluarkan untuk proyek ini, tenaga, dan perjuangan yang besar untuk mengabadikan perpecahan gletser besar dunia. Mereka bekerja setiap hari untuk dapat memastikan kamera terpasang di posisi terbaik untuk dapat mengambil gambar perubahan gletser. Mereka melakukan pendakian ke Iceland dengan suhu -40ºC, tapi itu tidak membuat mereka menyerah ditambah cuaca yang buruk ketika pendakian, namun tidak mengurangi semangat mereka untuk memberitahukan kepada kita, melalui film dokumenter ini tentang perubahan iklim.
Kamera pertama mereka tempatkan di Gletser Solheim, Iceland pada bulan Maret 2008. Kemudian mereka menempatkan kamera di Gletser Store beberapa jam disana mereka melihat bahwa gletser-gletser tersebut perlahan-lahan berpisah, ini pertanda bahwa terjadi perubahan iklim terjadi secara drastis. Setelah itu mereka pergi ke Greenland untuk meletakkan kamera disana, mereka menemukan banyak es disana yang menipis, es tersebut mencair dan bergerak ke lautan. Mereka menyiapkan beberapa kamera di Gletser Store, satu jam mereka disana , pecahan-pecahan es mulai bergerak dan memisah-misah, ini fenomena langkah yang mereka rekam, dan hasilnya dapat kita saksikan di film Chasing Ice, bayangkan sebuah bongkahan es raksasa pecah dan memisah-misah hanya dalam waktu yang singkat.
Perjalanan tim pada awalnya berjalan mulus, mereka meninggalkan kamera untuk waktu berbulan-bulan, dan ketika mereka kembali ternyata hasilnya sia-sia, mereka menunggu waktu yang lama untuk melihat hasilnya namun, tidak ada gambar yang dihasilkan, mulai dari kabel putus karena ulah rubah, kemudian burung pelatuk yang merusak kotak kamera, bahkan kamera mereka terkubur 15-20 kaki. Tentunya ini bukan hal yang mudah bagi mereka untuk mengatur ulang sistem, namun tim ini bangkit kembali menemukan akar permasalahan dan memulai kembali.
Sampai akhirnya ketika tim kembali di musim selanjutnya, mereka mendapat gambaran-gambaran es yang berubah setiap bulannya, misi mereka berhasil. Melalui film ini kita diingatkan terjadi perubahan iklim yang tanpa kita sadari jika ini terus berlangsung maka kemungkinan kedepan peradaban manusia akan hilang.
Dari film ini kita akan mengetahui mengapa perubahan iklim dapat terjadi, faktor pendukung yang paling besar adalah adanya aktivitas manusia yang memperluas gas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya, kebanyakan gas-gas ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil untuk memproduksi energi, juga dari pembakaran hutan, pabrik-pabrik industri, dan penggunaan pestisida berlebihan. Gas rumah kaca bertindak seperti selimut di sekitar Bumi, memerangkap energi di atmosfer dan menyebabkannya menghangat. Fenomena ini disebut efek rumah kaca, alami, dan diperlukan untuk mendukung kehidupan di Bumi. Namun, penumpukan gas rumah kaca dapat mengubah iklim Bumi dan menghasilkan efek berbahaya bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia dan ekosistem.
Jika hal ini terus terjadi maka bumi akan semakin memanas dan tentunya gletser-gletser besar di dunia akan terus mencair, apa yang akan terus terjadi kedepan bila gletser ini terus mencair? Kenaikan suhu dipermukaan bumi akan menyebabkan gletser ini mencair dan mengalir kelautan, kemungkinan ini akan menutupi daratan yang ada dipermukaan bumi, dan sebagian orang akan bermigrasi mencari daratan baru.
Untuk melihat lebih jauh terkait dengan hal ini, saya sangat merekomendasikan film ini, dengan durasi 75 menit sempatkan waktu anda untuk menyaksikan keindahan dari gletser-gletser yang ada di bumi dan film ini dapat merubah pandangan terhadap lingkungan.
Perubahan iklim memang tidak begitu terasa dampaknya secara langsung oleh kita, namun beruang di kutub utara merasakan dampak yang signifikan dari adanya perubahan iklim. Mencairnya es di kutub utara setiap tahun, membuat beruang kutub kehilangan tempat pijakannya yaitu es, demikian juga penguin dan hewan-hewan lain yang tinggal di kutub utara.
Sebuah film dokumenter yang berjudul Chasing Ice memberikan kita sebuah pandangan baru dan serius terhadap perubahan iklim. Film dokumenter yang berdurasi 1 jam 15 menit, seakan membawa kita kepada perjalanan gletser-gletser besar di dunia. Film Chasing Ice meraih penghargaan dari Satellite Award pada tahun 2012 dalam kategori film dokumenter terbaik dan pada tahun 2014 mendapat penghargaan dari News and Documentary Emmy Award dalam kategori Nature Programming terbaik.
Sekilas saya akan mengkaji terkait film dokumenter ini, sebagai mahasiswa geografi, saya menyarankan untuk menonton film Chasing Ice ini, selain menambah wawasan, film ini juga menyadarkan kita untuk peka terhadap perubahan iklim yang terjadi.
Pada awalnya film dokumenter ini terbentuk dari seorang ahli dalam bidang geomorfologi dan juga seorang fotografer lingkungan, James Balog bersama timnya yaitu Extreme Ice Survey, mereka melakukan pengamatan selama berbulan-bulan terhadap mencairnya es di Greenland, Alaska, Iceland, dan Montana. Awalnya James Balog tidak memiliki sebuah keahlian dalam bidang fotografi, namun Ia menemukan sebuah keterkaitan antara manusia dan alam yang membuat Ia ingin mengabadikannya, salah satu yang menarik perhatiannya adalah es. Ia melihat ada sebuah keindahan ketika Ia mengambil gambar es.
James Balog melakukan foto tentang perubahan iklim, dan Ia ingin hal tersebut dibuat secara menarik, dan es yang menarik perhatiannya. James bersama tim melakukan pendakian ke Iceland, mereka melihat sebuah gletser besar yang menyusut dengan waktu yang begitu cepat, ketika mereka kembali lagi dalam beberapa bulan dan melihat gletser tersebut kondisinya sangat miris.
Kemudian James Balog beserta timnya Extreme Ice Survey melakukan sebuah misi dengan tujuan menempatkan 12 kamera di Greenland, 5 di Iceland, 5 di Alaska, dan 2 di Montana. Kamera ini akan memotret fenomena gletser setiap jamnya, tentu ini bukan sebuah misi yang sederhana banyak biaya yang dikeluarkan untuk proyek ini, tenaga, dan perjuangan yang besar untuk mengabadikan perpecahan gletser besar dunia. Mereka bekerja setiap hari untuk dapat memastikan kamera terpasang di posisi terbaik untuk dapat mengambil gambar perubahan gletser. Mereka melakukan pendakian ke Iceland dengan suhu -40ºC, tapi itu tidak membuat mereka menyerah ditambah cuaca yang buruk ketika pendakian, namun tidak mengurangi semangat mereka untuk memberitahukan kepada kita, melalui film dokumenter ini tentang perubahan iklim.
Kamera pertama mereka tempatkan di Gletser Solheim, Iceland pada bulan Maret 2008. Kemudian mereka menempatkan kamera di Gletser Store beberapa jam disana mereka melihat bahwa gletser-gletser tersebut perlahan-lahan berpisah, ini pertanda bahwa terjadi perubahan iklim terjadi secara drastis. Setelah itu mereka pergi ke Greenland untuk meletakkan kamera disana, mereka menemukan banyak es disana yang menipis, es tersebut mencair dan bergerak ke lautan. Mereka menyiapkan beberapa kamera di Gletser Store, satu jam mereka disana , pecahan-pecahan es mulai bergerak dan memisah-misah, ini fenomena langkah yang mereka rekam, dan hasilnya dapat kita saksikan di film Chasing Ice, bayangkan sebuah bongkahan es raksasa pecah dan memisah-misah hanya dalam waktu yang singkat.
Perjalanan tim pada awalnya berjalan mulus, mereka meninggalkan kamera untuk waktu berbulan-bulan, dan ketika mereka kembali ternyata hasilnya sia-sia, mereka menunggu waktu yang lama untuk melihat hasilnya namun, tidak ada gambar yang dihasilkan, mulai dari kabel putus karena ulah rubah, kemudian burung pelatuk yang merusak kotak kamera, bahkan kamera mereka terkubur 15-20 kaki. Tentunya ini bukan hal yang mudah bagi mereka untuk mengatur ulang sistem, namun tim ini bangkit kembali menemukan akar permasalahan dan memulai kembali.
Sampai akhirnya ketika tim kembali di musim selanjutnya, mereka mendapat gambaran-gambaran es yang berubah setiap bulannya, misi mereka berhasil. Melalui film ini kita diingatkan terjadi perubahan iklim yang tanpa kita sadari jika ini terus berlangsung maka kemungkinan kedepan peradaban manusia akan hilang.
Dari film ini kita akan mengetahui mengapa perubahan iklim dapat terjadi, faktor pendukung yang paling besar adalah adanya aktivitas manusia yang memperluas gas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya, kebanyakan gas-gas ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil untuk memproduksi energi, juga dari pembakaran hutan, pabrik-pabrik industri, dan penggunaan pestisida berlebihan. Gas rumah kaca bertindak seperti selimut di sekitar Bumi, memerangkap energi di atmosfer dan menyebabkannya menghangat. Fenomena ini disebut efek rumah kaca, alami, dan diperlukan untuk mendukung kehidupan di Bumi. Namun, penumpukan gas rumah kaca dapat mengubah iklim Bumi dan menghasilkan efek berbahaya bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia dan ekosistem.
Jika hal ini terus terjadi maka bumi akan semakin memanas dan tentunya gletser-gletser besar di dunia akan terus mencair, apa yang akan terus terjadi kedepan bila gletser ini terus mencair? Kenaikan suhu dipermukaan bumi akan menyebabkan gletser ini mencair dan mengalir kelautan, kemungkinan ini akan menutupi daratan yang ada dipermukaan bumi, dan sebagian orang akan bermigrasi mencari daratan baru.
Untuk melihat lebih jauh terkait dengan hal ini, saya sangat merekomendasikan film ini, dengan durasi 75 menit sempatkan waktu anda untuk menyaksikan keindahan dari gletser-gletser yang ada di bumi dan film ini dapat merubah pandangan terhadap lingkungan.
Komentar
Posting Komentar