GEOGRAFI DALAM LASKAR PELANGI
Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah sebuah mahakarya yang sangat terkenal di Indonesia, novel ini mengisahkan tentang perjuangan anak-anak di Belitung dalam bersekolah, meskipun sekolah mereka tidak sebagus dan sebaik sekolah seperti yang kita lihat saat ini, namun perjuangan mereka untuk bersekolah sangat diapresiasi.
Kisah anak-anak ini dimulai dari sekolah yang berada di Belitung, yaitu SD Muhammadiyah, sekolah kampung yang paling miskin di Belitung. Sekolah ini akan tutup jika jumlah murid mereka tidak sampai sepuluh orang. SD Muhammadiyah ini diajar hanya oleh satu guru yaitu Bu Muslimah atau Bu Mus, dan satu kepala sekolah Pak Harfan.
Kali ini saya akan mengkaji nilai-nilai geografi dalam novel ini, sebab banyak ditemukan kutipan-kutipan yang bernilai geografi dalam novel ini, dan ini juga menjadi pembelajaran serta pengetahuan baru karena dituliskan menjadi bentuk novel, sehingga mudah untuk dipahaminya.
Pertama novel ini berlatar tempat di Belitung atau Belitong (bahasa setempat). Belitung adalah sebuah pulau lepas pantai timur laut Sumatera, Indonesia, diapit oleh selat Gaspar dan Karimata. Pulai ini terkenal dengan tipe galian-C seperti timah putih, pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit.
Dikutip dari halaman 166, penulis mengetahui tentang letak geografis dan kondisi geografis Belitung, tujuh puluh persen daratan di Belitung adalah rain forest alias hutan hujan. Pulau ini berada di titik pertemuan Laut Cina Selatan di sisi barat dan Laut Jawa di sisi timur. Letaknya terlindung daratan luas Pulau Jawa dan Kalimantang melindungi pantainya dari gelombang ekstrem musim barat.
Penduduk utama Belitung adalah suku Melayu, dan keturunan Tionghoa Hokkien dan Hakka. Dalam novel ini dijelaskan bahwa populasi jumlah orang Tionghoa sekitar sepertiga dari total populasi di Belitung. Aichang, phok, kiaw, dan khakna, adalah perangkat penambangan timah primitif yang dianggap temuan arkeologis, bukti bahwa nenek moyang mereka telah lama berada di Pulau Belitung. Sumber daya Timah di Belitung sangat berlimpah, terlihat bahwa mata pencaharian penduduk setempat bertumpu pada galian timah, dalam novel ini Andrea Hirata menerangkan Belitung kaya akan timah, padi tak tumbuh diatas tanah-tanah kami yang kaya akan material tambang (hal.32).
Hal.33 orang Melayu merogohkan tangannya ke dalam lapisan dangkal alluvium, hampir di sembarang tempat, akan mendapati lengannya berkilauan karena dilumuri ilmenit atau timah kosong. Alluvium adalah endapan sedimen, dibentuk dari pasir halus yang mengalami erosi tanah dan dapat menampung air hujan tergenang. Di Indonesia tanah alluvial merupakan tanah yang baik yang digunakan untuk tanaman pangan. Penulis menuliskan padi tak tumbuh diatas tanah-tanah kami, bagaimana bisa padi tidak tumbuh padahal jelas dituliskan orang Melayu merogohkan tangannya ke lapisan dangkal alluvium yang secara langsung dapat digunakan untuk tanaman pangan, salah satunya padi?
Lengannya berkilauan dilumuri ilmenit atau timah kosong. Ilmenit merupakan bijih utama dari Titanium. Mineral aksesoris yang umumnya berada di dalam batuan beku, batuan sedimen, dan material sedimen. Penulis dalam hal ini mengetahui karakteristik dari Ilmenit, sehingga dituliskan “berkilauan”, bijih utama dari titatium, dalam kondisi ini titanium memiliki warna keperakan. Menjawab pertanyaan diatas Alluvium dapat ditumbuhi padi, tentu benar, namun daerah Belitung juga terdapat Ilmenit yang berisi unsur Titanium. Titanium sendiri tidak dapat menjadi tempat tumbuhnya tanaman pangan, sehingga benar apa yang ditulis di hal. 32 “Padi tak tumbuh di atas tanah-tanah kami yang kaya material tambang”, walaupun terdapat lapisan dangkal Aluvium, namun dibawahnya terdapat pula Ilmenit bijih utama Titanium.
Belitung tampak sebagai garis pantai kuning berkilauan karena bijih-bijih timah dan kuarsa yang disirami cahaya matahari (hal.33). Dalam novel ini dapat diterangkan bahwa Belitung kaya akan mineral-mineral yang memiliki banyak manfaat. Penulis memiliki kemampuan yang baik dalam hal, science dituliskan bahwa ” Timah selalu mengikat material ikutan, yakni harta karun tak ternilai yang melimpah ruah: granit, zirconium, silica, senotim, monazite, ilmenit, siderite, hematit, clay, emas, galena, dll…” sehingga dapat kita pelajari bahwa unsur-unsur kandungan Timah sangat banyak.
Salah satu tokoh dalam novel ini, yaitu Lintang berasal dari Tanjong Kelumpang, desa nun jauh di pinggir laut. Tanjong Kelumpang adalah wilayah paling timur di Sumatera, mata pencaharian penduduknya sebagai nelayan. Satu hal yang terkenal indah dari Tanjong Kelumpang adalah pantai yang indah, Tanjong Kelumpang memiliki destinasi wisata yang indah yaitu Pantai Punai, untuk mengunjungi pantai Punai pengunjung harus menggunakan mobil atau motor dengan menempuh 1-2 jam dari Bandara H. AS Hanandjoeddin Tanjungpandan.
Pantai Punai memiliki pasir pantai yang berwarna putih dan dihiasi batuan granit yang tidak terlalu besar, jika kita melihat kearah laut lepas maka akan tampak pulau kecil di tengah lautan dan ketika ingin mengunjungi pantai Punai disarankan ketika air laut surut, maka tampak pasir putih yang menghubungkan antara tepi pantai dengan pulau tersebut. Bayangkan betapa indah Belitung, pulau yang kaya akan mineral alam dan keindahan-keindah pantai yang eksotis dan mungkin masih banyak yang belum kita ketahui, penulis novel ini mengungkapkan keindahan Belitung dengan karya yang dituliskan dalam novel laskar pelangi. Tentu ini menambah pengetahuan kita dan ingin mencari lebih dalam terkait pulau Belitung.
Masih banyak hal-hal geografi lainnya dalam novel karya Andrea Hirata ini, tulisan ini hanya sebagian dan sedikit gambaran bagi yang ingin membaca kisah Laskar Pelangi, jika dikaji per bab tentang novel ini mungkin tidak akan cukup karena membutuhkan banyak data dan informasi terkait tentang Pulau Belitung. Saya sangat menyarankan untuk membaca novel ini karena selain dari banyak ilmu yang dituliskan ada pula nilai moral yang diceritakan dalam novel ini bahwa perjuangan untuk menimba ilmu tidak selalu di tempat yang terkenal, tidak selalu dengan fasilitas yang memadai, dan perlu diketahui pembelajaran tentang akhlak dan moral menjadi hal yang utama dalam belajar.
Nikita Theresia Afdan, 2018.
Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah sebuah mahakarya yang sangat terkenal di Indonesia, novel ini mengisahkan tentang perjuangan anak-anak di Belitung dalam bersekolah, meskipun sekolah mereka tidak sebagus dan sebaik sekolah seperti yang kita lihat saat ini, namun perjuangan mereka untuk bersekolah sangat diapresiasi.
Kisah anak-anak ini dimulai dari sekolah yang berada di Belitung, yaitu SD Muhammadiyah, sekolah kampung yang paling miskin di Belitung. Sekolah ini akan tutup jika jumlah murid mereka tidak sampai sepuluh orang. SD Muhammadiyah ini diajar hanya oleh satu guru yaitu Bu Muslimah atau Bu Mus, dan satu kepala sekolah Pak Harfan.
Kali ini saya akan mengkaji nilai-nilai geografi dalam novel ini, sebab banyak ditemukan kutipan-kutipan yang bernilai geografi dalam novel ini, dan ini juga menjadi pembelajaran serta pengetahuan baru karena dituliskan menjadi bentuk novel, sehingga mudah untuk dipahaminya.
Pertama novel ini berlatar tempat di Belitung atau Belitong (bahasa setempat). Belitung adalah sebuah pulau lepas pantai timur laut Sumatera, Indonesia, diapit oleh selat Gaspar dan Karimata. Pulai ini terkenal dengan tipe galian-C seperti timah putih, pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit.
Dikutip dari halaman 166, penulis mengetahui tentang letak geografis dan kondisi geografis Belitung, tujuh puluh persen daratan di Belitung adalah rain forest alias hutan hujan. Pulau ini berada di titik pertemuan Laut Cina Selatan di sisi barat dan Laut Jawa di sisi timur. Letaknya terlindung daratan luas Pulau Jawa dan Kalimantang melindungi pantainya dari gelombang ekstrem musim barat.
Penduduk utama Belitung adalah suku Melayu, dan keturunan Tionghoa Hokkien dan Hakka. Dalam novel ini dijelaskan bahwa populasi jumlah orang Tionghoa sekitar sepertiga dari total populasi di Belitung. Aichang, phok, kiaw, dan khakna, adalah perangkat penambangan timah primitif yang dianggap temuan arkeologis, bukti bahwa nenek moyang mereka telah lama berada di Pulau Belitung. Sumber daya Timah di Belitung sangat berlimpah, terlihat bahwa mata pencaharian penduduk setempat bertumpu pada galian timah, dalam novel ini Andrea Hirata menerangkan Belitung kaya akan timah, padi tak tumbuh diatas tanah-tanah kami yang kaya akan material tambang (hal.32).
Hal.33 orang Melayu merogohkan tangannya ke dalam lapisan dangkal alluvium, hampir di sembarang tempat, akan mendapati lengannya berkilauan karena dilumuri ilmenit atau timah kosong. Alluvium adalah endapan sedimen, dibentuk dari pasir halus yang mengalami erosi tanah dan dapat menampung air hujan tergenang. Di Indonesia tanah alluvial merupakan tanah yang baik yang digunakan untuk tanaman pangan. Penulis menuliskan padi tak tumbuh diatas tanah-tanah kami, bagaimana bisa padi tidak tumbuh padahal jelas dituliskan orang Melayu merogohkan tangannya ke lapisan dangkal alluvium yang secara langsung dapat digunakan untuk tanaman pangan, salah satunya padi?
Lengannya berkilauan dilumuri ilmenit atau timah kosong. Ilmenit merupakan bijih utama dari Titanium. Mineral aksesoris yang umumnya berada di dalam batuan beku, batuan sedimen, dan material sedimen. Penulis dalam hal ini mengetahui karakteristik dari Ilmenit, sehingga dituliskan “berkilauan”, bijih utama dari titatium, dalam kondisi ini titanium memiliki warna keperakan. Menjawab pertanyaan diatas Alluvium dapat ditumbuhi padi, tentu benar, namun daerah Belitung juga terdapat Ilmenit yang berisi unsur Titanium. Titanium sendiri tidak dapat menjadi tempat tumbuhnya tanaman pangan, sehingga benar apa yang ditulis di hal. 32 “Padi tak tumbuh di atas tanah-tanah kami yang kaya material tambang”, walaupun terdapat lapisan dangkal Aluvium, namun dibawahnya terdapat pula Ilmenit bijih utama Titanium.
Belitung tampak sebagai garis pantai kuning berkilauan karena bijih-bijih timah dan kuarsa yang disirami cahaya matahari (hal.33). Dalam novel ini dapat diterangkan bahwa Belitung kaya akan mineral-mineral yang memiliki banyak manfaat. Penulis memiliki kemampuan yang baik dalam hal, science dituliskan bahwa ” Timah selalu mengikat material ikutan, yakni harta karun tak ternilai yang melimpah ruah: granit, zirconium, silica, senotim, monazite, ilmenit, siderite, hematit, clay, emas, galena, dll…” sehingga dapat kita pelajari bahwa unsur-unsur kandungan Timah sangat banyak.
Salah satu tokoh dalam novel ini, yaitu Lintang berasal dari Tanjong Kelumpang, desa nun jauh di pinggir laut. Tanjong Kelumpang adalah wilayah paling timur di Sumatera, mata pencaharian penduduknya sebagai nelayan. Satu hal yang terkenal indah dari Tanjong Kelumpang adalah pantai yang indah, Tanjong Kelumpang memiliki destinasi wisata yang indah yaitu Pantai Punai, untuk mengunjungi pantai Punai pengunjung harus menggunakan mobil atau motor dengan menempuh 1-2 jam dari Bandara H. AS Hanandjoeddin Tanjungpandan.
Pantai Punai memiliki pasir pantai yang berwarna putih dan dihiasi batuan granit yang tidak terlalu besar, jika kita melihat kearah laut lepas maka akan tampak pulau kecil di tengah lautan dan ketika ingin mengunjungi pantai Punai disarankan ketika air laut surut, maka tampak pasir putih yang menghubungkan antara tepi pantai dengan pulau tersebut. Bayangkan betapa indah Belitung, pulau yang kaya akan mineral alam dan keindahan-keindah pantai yang eksotis dan mungkin masih banyak yang belum kita ketahui, penulis novel ini mengungkapkan keindahan Belitung dengan karya yang dituliskan dalam novel laskar pelangi. Tentu ini menambah pengetahuan kita dan ingin mencari lebih dalam terkait pulau Belitung.
Masih banyak hal-hal geografi lainnya dalam novel karya Andrea Hirata ini, tulisan ini hanya sebagian dan sedikit gambaran bagi yang ingin membaca kisah Laskar Pelangi, jika dikaji per bab tentang novel ini mungkin tidak akan cukup karena membutuhkan banyak data dan informasi terkait tentang Pulau Belitung. Saya sangat menyarankan untuk membaca novel ini karena selain dari banyak ilmu yang dituliskan ada pula nilai moral yang diceritakan dalam novel ini bahwa perjuangan untuk menimba ilmu tidak selalu di tempat yang terkenal, tidak selalu dengan fasilitas yang memadai, dan perlu diketahui pembelajaran tentang akhlak dan moral menjadi hal yang utama dalam belajar.
Nikita Theresia Afdan, 2018.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut