Penulis : Riska Nida Khairani - Geografi 2017
Pada
awalnya pengembangan awal geostrategi Indonesia digagas Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Isi konsep geostrategi
Indonesia yang tenimus adalah pentingnya pengkajian terhadap perkembangan
lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang ditandai dengan meluasnya
pengaruh Komunis. Geostrategi Indonesia pada waktu itu dimaknai sebagai
strategi untuk mengembangkan dan membangun kemampuan teritorial dan kemampuan
gerilya untuk menghadapi ancaman komunis di Indocina.
Kawasan Asia khususnya,
Laut Cina Selatan menjadi pusat perebutan pengaruh antara AS dan Cina.
Singapura, Filipina, dan Thailand dekat dengan Amerika Serikat. Di lain pihak –
sebelum Jokowi menjadi
Presiden – Cina lebih memiliki pengaruh di negara seperti Myanmar, Laos, dan
Kamboja. Cina telah membangun pengaruh di kawasan ASEAN lewat proyek pembangunan infrastruktur di
negara seperti Kamboja dan Laos. Hal yang sama dilakukan di Indonesia, ketika
Jokowi menjadi Presiden. Kekuatan China di
era ini jelas tidak dapat diabaikan. Barry Buzan dan Ole Waever dalam buku
“Regions and Powers”, mengategorikan China sebagai “great power”, berada
setingkat lebih rendah dari Amerika. China digolongkan demikian karena dinilai
memiliki potensi ekonomi, militer, dan politik yang mampu menyaingi AS sebagai
superpower. Keberadaan Indonesia di kawasan Asia sangat strategis, oleh
karenanya China menginginkan Indonesia berada dalam pengaruhnya.
Dari uraian di atas,
setidaknya dapat kita pahami aplikasi konsep Center of Gravity terkait dengan
upaya China untuk menguasai Indonesia adalah menutup kesempatan Indonseia untuk
bangkit kembali (recovery) dari keterpurukan ekonomi dan sekaligus
menghancurkan tatanan pemerintahan, sosial dan ideologi politik. Pada yang
tersebut pertama menunjuk kepada terjadinya kapitalisme dalam pengelolaan
sumber daya alam yang pada akhirnya sangat sulit menurunkan tingkat
kemiskinaan. Ketimpangan ekonomi di Indonesia terjadi karena liberalisasi
ekonomi yang lahir dari sistem ekonomi kapitalisme dan politik ekonomi
kapitalisme yang memfokuskan kepada produksi kekayaan tapi mengabaikan
distribusi atau pemerataan. Pemilikan umum (public property) dilakukan
generalisir dengan memasukkan bidang-bidang usaha yang penting bagi negara dan
menguasai hajat hidup orang banyak menjadi hak individu (baca: korporasi).
Hadirnya perusahaan transnasional (Trans National Company) dan perusahaan
multinasional (Multi National Company) mengancam keamanan manusia (human
security). Pada akhirnya di era globalisasi diskusi mengenai negara bangsa
telah menjadi usang karena perannya digantikan oleh lembaga-lembaga
internasional dan negara-negara kawasan. Upaya penegakan demokrasi ekonomi
nampaknya berhadapan dengan upaya-upaya untuk memperjuangkan pasar bebas, yang
menjadi senjata penganut paham liberalisme
dan kapitalisme. Isu-isu yang kemudian dicuatkan diantaranya adalah,
deregulasi, privatisasi BUMN dan liberalisasi ekonomi, khususnya dalam sektor
minyak dan gas (Migas),
sumber daya air (SDA), ketenagalistrikan dan pangan. Disini terlihat Indonesia tidak
memiliki kemandirian dan kedaulatan dalam mengatur bidang ekonomi.
Dalam
teori militer maupun teori perang, dikenal apa yang disebut Center of Gravity,
seperti apa yang dikembangkan oleh Sun Tzu dan Carl Von Clausewitz, dua orang
pemikir militer yang hidup beberapa ratus tahun yang lalu. Di dalam buku yang
berjudul “On War“ Clausewitz mendifinisikan arti Center of Gravity sebagai:
“The hub of all power and movement, on which everything depends. That is the
point against which all our energies should be directed”. Dalam pengertian ini
Clausewitz berbicara tentang lawan atau musuh, dengan berasumsi, “jika musuh
kehilangan keseimbangan, maka pukulan demi pukulan harus terus dilakukan sampai
kemenangan tercapai” dan “musuh tidak boleh diberi kesempatan untuk bangkit kembali
(recovery)”.
Sumber :
- Hillen,
John; Michael P. Noonan (Autumn 1998). "The
Geopolitics of NATO Enlargement". Parameters,. XXVIII
(3): 21–34.
Diakses tanggal 2006-12-22.
-https://www.google.co.id/amp/s/i786blogwor.wordpress.com/2017/04/14/pengertian-geostrategi-indonesia/amp/
Komentar
Posting Komentar