Langsung ke konten utama

[LISIGER NOVEMBER] Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan

Penulis : Miranda Aries Sitorus - Geografi 2016




Dalam tulisan ini saya akan membahas permasalahan lingkungan yang terjadi di Indonesia yaitu tumpahan minyak pertamina di teluk Balikpapan. Tumpahan minyak di teluk Balikpapan terjadi pada hari Sabtu, 31 Maret 2018. Penyebab tumpahan minyak menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, tumpahan minyak disebabkan oleh pipa di bawah laut yang terputus, akibat tersangkut jangkar kapal. Jangkar kapal membuat pipa patah dan minyak yang mengalir di pipa keluar bercampur dengan air laut dan memicu kapal terbakar. Dampak akibat dari tumpahan miyak tersebut yaitu:

A.   Dampak terhadap ekosistem:
1.    Satu ekor pesut mati.
2.    Ikan yang dikonsumsi penduduk terpapar minyak.
3.    Budidaya kepiting gagal panen.
4.    Empat kawasan terumbu karang rusak.
5.    Lima kawasan padang lamun terancam mati.
6.    Habitat mamalia terganggu dan satwa terancam bermigrasi.
7.    Budidaya rumput laut rusak
8.    Plankton musnah.

B.   Dampak terhadap masyarakat sekitar Teluk Balikpapan:

  •         Sebanyak 5 orang nelayan tewas.
  •        Masyarakat di area sekitar tumpahan minyak mengeluh mual dan pusing akibat bau  minyak yang menyengat selama beberapa hari.
  •        Sebanyak 162 nelayan terancam tidak bisa melaut.
  •        Sekitar 900 ribu jiwa warga Balikpapan dan Penajam Paser Utara terancam kanker.
  •        Balikpapan dan Penajam Paser Utara terancam krisis air bersih.
  •        Dua kapal nelayan terbakar.
  •        Satu kapal kargo terbakar.
  •        Alat tangkap nelayan tidak berfungsi.
Masalah tumpahan minyak ini murni karena kecelakaan oleh karena itu diharapkan dalam setiap pekerjaan yang berkaitan dengan bahan bakar dll untuk selalu memeriksa setiap alat agar tidak terjadi kecelakaan agar tidak menimbulkan masalah terutama masalah lingkungan karena dapat berdampak pada ekosistem dan manusia itu sendiri. Oleh karena masalah tumpahan minyak ini sudah terjadi maka diperlukan cara mengatasi masalah tersebut. Cara mengatasi tumpahan minyak untuk teluk Balikpapan yaitu:

Bioremediasi yaitu mempercepat proses peristiwa penumpahan minyak tersebut secara alami,contohnya dengan menggunakan  nutrien, sehingga terjadi konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang berbahaya seperti CO2 , air dan biomass.

In-situ burning adalah pembakaran terhadap minyak yang tumpah dan harus ada sebuah pembatas penyebaran minyak yaitu booms yang tahan api. Kelemahan dari cara ini adalah Kebakaran yang dihasilkan dan asap beracun berpotensi mempengaruhi kesehatan manusia, pembakaran ini harus memenuhi ketebalan tertentu serta jika penyebaran api tidak terkontrol akan sulit terkendali.


Sorbent adalah yaitu memisahkan atau menyisihkan minyak tersebut melalui mekanisme adsorpsi (pelekatan minyak pada permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam sorbent). mengubah bentuk minyak yang tadinya bentuknya cair menjadi bentuk padat Sorbent harus memiliki karakteristik hidrofobik,oleofobik dan mudah disebarkan di permukaan minyak, diambil kembali dan digunakan ulang.  Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon).

Dispersan kimiawi adalah menjadikan tumpahan lapisan minyak menjadi tetesan kecil atau droplet sehingga kemampuan lengketnya minyak tersebut menjadi lebih berkurang serta biota yang berada diteluk yang masuk dalam tetesan tersebut tidak akan terperangkap. Dispersan kimiawi ini disebar secara merata ke permukaan lapisan minyak yang tumpah dengan bantuan pelarut. Terdapat 2 jenis dispersan kimiawi yang dapat digunakan yaitu :

Konsentrat dispersan yaitu kandungan surfaktan dalam konsentrasui besar dengan pelarut alcohol atau glikol.

Konvensional dispersan  yaitu yang dikenal sebagai hidrokarbon dispersan dengan pelarut berupa hidrokarbon. Surfaktan yang dikandung hanya 15-25% dan tanpa terlarut dalam air teluk.

Penyisihan minyak secara mekanis adalah memindahkan tumpahan minyak dengan cara melokalisir tumpahan dengan menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer. Cara ini sulit karena keberadaan angin, arus dan gelombang mengakibatkan cara ini menemui banyak kendala dan harganya cukup mahal.

Demikian tulisan saya tentang permasalahan lingkungan berupa tumpahan minyak pertamina di Teluk Balikpapan yang disertai solusi untuk permasalahan tersebut. Kiranya apa yang saya jelaskan dapat berguna dan menambah wawasan untuk setiap orang yang membaca tulisan saya ini. Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan. Terima kasih. 

Sumber :
http://www.itopf.com/knowledge-resources/documents-guides/response-techniques/in-situ-burning/
https://www.widyantiyuliandari.com/2014/07/28/mengenal-dispersan-kimiawi-untuk-atasi-pencemaran-minyak-mentah/
https://www.widyantiyuliandari.com/2014/07/28/solusi-atasi-pencemaran-minyak-mentah-di-laut/
https://fokus.tempo.co/read/1077168/dampak-ekologis-tumpahan-minyak-pertamina-di-teluk-balikpapan
http://www.maritimeworld.web.id/2014/04/cara-menanggulangi-tumpahan-minyak-di-laut.html
https://www.gatra.com/rubrik/teknologi/ilmu-pengetahuan/316092-perairan-teluk-balikpapan-tercemar-klhk-bentuk-tim-investigasi
https://bisnis.tempo.co/read/1077101/tumpahan-minyak-di-balikpapan-menko-luhut-bukan-salah-pertamina

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[LISIGER MEI] : Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan

Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan Oleh : Salsabila Pantograf adalah alat yang berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau gambar. Dengan menggunakan alat ini, seseorang dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. (Sumber: Koleksi penulis, 2006). Pantograf berbahan dasar potongan kayu berbentuk persegi panjang yang masing-masing potongan disatukan dengan baut. Cara membuatnya tidak sulit dan bahan-bahannya mudah kita temui di pasaran. Pertama-tama yang kalian lakukan ialah menyiapkan alat dan bahannya yaitu, empat batang kayu (dua batang kayu a dan b berukuran panjang 50 cm, dan batang kayu c berukuran 30 cm dan batang kayu d berukuran 20 cm), tiga buah baut, amplas, kuas, pernis, bor kayu, dan dua buah pensil. Selanjutnya cara pembuatan yang pertama ialah tandai setiap ujung kayu dengan jarak 1 cm, kemudian lubangi kayu dengan bor kayu. Amplas kayu agar lebih halus. Selanjutnya, panaskan kayu dengan api kecil ...

[LISIGER OKTOBER] Mengenal Lebih Dalam Kesenian Debus Asal Banten

Penulis : M. Gendra Mahdavikia - Geografi 2016 Pernahkah kalian mendengar atau melihat kesenian Debus? Apasih itu Debus? Debus merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Banten. Kesenian ini mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal terhadap   senjata tajam, kebal terhadap air keras, dan lain- lain. Kesenian Debus merupakan kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan kebatinan yang bernuansa penuh magis. Dan dewasa ini kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, upacara magis dan untuk hiburan masyarakat. Pemain Debus merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12 sampai 15 orang, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut: 1. 1 orang juru gendang 2. 1 orang penabuh tembang 3. 2 orang penabuh dogdog tingtit 4. 1 orang penabuh kecrek 5. 4 orang sebagai penzikir 6. 5 orang pemain atraksi 7. 1 orang sebagai syekh     ...

[LISIGER AGUSTUS] Mengenal Morelia Viridis dari Timur Indonesia

Penulis : Rian Ariyanto - Geografi 2016 Sumber foto : imgur.com Green Tree Python / GTP ( Morelia Viridis ) atau yang biasa dikenal dengan nama Chondro banyak terdapat di Papua, Papua Nugini & Australia. Ular GTP masih satu keluarga dengan ular python lainnya, meskipun ia merupakan ular pohon hijau tapi GTP tidak berbisa. Ular GTP tinggal di habitat yang lembab dan bagian tropis yang hangat. GTP termasuk satwa yang mulai langka di tempat asalnya karena penghancuran habitat, perdagangan kulitnya & diburu untuk makanan dan obat kulit. Ular GTP sudah masuk kategori Apendiks II oleh CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ). Seperti kebanyakan ular pohon, GTP memangsa binatang pengerat dan unggas kecil. GTP dewasa berukuran panjang hingga 2,1 meter untuk spesimen yang besar, sedangkan untuk spesimen yang medium, GTP bisa mencapai panjang 1.8 meter. Chondro suka bergulung di pohon, melingkarkan diri dengan kuat di cabang po...