Langsung ke konten utama

[LISIGER NOVEMBER] Reklamasi dan Jakarta

Penulis : Ronaldo Dwi Prasetyo - Geografi 2016

Gambar terkait


DKI Jakarta merupakan kawasan strategis nasional yang mempunyai peran penting bagi kedulatan negara. Baik itu dalam sektor pertahanan negara, ekonomi, social, budaya, ataupun lingkungan. Hal tersebut menjadikan posisi DKI Jakarta bukan hanya dalam hal pemerintahan saja, tapi juga dalam segala aspek. Dalam menunjang semua itu memperhatikan perencanaan tata ruang wilayah ibukota negara ini menjadi sangat penting, karena DKI merupakan inti penting yang memperngaruhi seluruh aspek keadaan negara ini dan juga menjadi representatif bagi orang asing untuk melihat citra atau keadaaan negara ini.
Perencaan tata ruang DKI Jakarta memiliki peraturan daerah tersendiri dalam melakukan perencaan tata ruang kota. Dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rancangan Tata Ruang Wilayah 2030, tercantum tujuan tata ruang kota yang dapat menciptakan wilayah yang menyediakan kualitas kehidupan kota yang produktif dan inovatif (Pasal 4-a), serta memanfaatkan kawasan budidaya secara optimal dalam rangka memenuhi kebutuhan 12.500.000 jiwa penduduk di DKI Jakarta (Pasal 4-b).

Strategi perencana tata ruang kota yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah salah satunya adalah membangun pusat kegiatan baru secara herarki, memngembangkan pusat kegiatan dalam sampul angkotan umum massal dengan konsep TOD. Strategi ini merupakan wujud dari tujuan yang ada diatas, namun saat menurut data BPS tahun 2014 menunjukan bahwa dari 9,2 juta jiwa penduduk DKI sekitar 1,38 juta jiwa penduduk adalah komuter dari BODETABEK. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Jakarta dengan kepadatan mencapai 15,366,87/km2 (BPS, 2017), Jakarta butuh kawasan baru untuk akhirnya menampung penduduk yang mulai memadatai kawasan-kawasan di Jakarta. Namun saat ini kondisi komuter dengan rute mereka untuk akhirnya sampai di DKI Jakarta, sulit dikatakan memungkinkan bahwa secara efektif dan efisien menampung pendudukan DKI Jakarta sekarang.

            Saat ini DKI Jakarta bukan hanya dihadapi dengan masalah kependudukan saja namun juga terkait masalah lingkungan hidup juga, yaitu kasus reklamasi teluk Jakarta. Reklamasi ini mulai digarap ketika rezim Soeharto, namun terhenti pembangunannya karena AMDAL yang dianggap tidak cocok untuk keadaan lingkungan DKI Jakarta. Dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.14 Tahun 2003 tentang Ketidaklayakan Rencana Reklamasi dan Revitalisasi Teluk Jakarta yang memberhentikan segala aktifitas pembangunan reklamasi. Dalam kajian sederhana pun reklamasi teluk Jakarta memang dianggap berbahaya bagi keadaan ekosistem di daratan Jakarta itu sendiri. Yaitu dengan keberadaan pulau reklamasi Jakarta dapat  menimbulkan efek semakin terendamnya Jakarta. Diketahui bahwa pantai utara bagian utara Jakarta berfungsi sebagai 13 muara sungai yang mengalir di Jakarta. Maka jika terdapat hambatan aliran pada didaerah tampungan muara-muara sungai tersebut, akan menyebabkan memperbesar aliran permukaan, dan juga akan menyebabkan banjir pada kawasan aliran sungai yang ada di DKI Jakarta.

            Namun hari faktanya Reklamasi dilanjutkan oleh rezim Gubernur Ahok. Dari 17 pulau yang dicanangkan, 4 pulau sudah siap dibangun fasilitas diatasnya dan tidak bisa di revitalisasi, karena efek lingkungan yang akan lebih besar. Sedangkan 13 pulau masih bisa direvitalisasi menjadi lautan kembali, karena masih berupa pondasi bambu saja. Dengan keadaan seperti ini pemerintah wajib memanfaatkan reklamasi yang sudah terbangun untuk digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat banyak. Pemanfaatan itu dapat diwujudkan sebagai pemecahan masalah kependudukan DKI Jakarta yang overload. Reklamasi yang semula diperuntukan untuk kawasan perumahan elit dan kepentingan para pemodal, harus dirubah menjadi perumahan-perumahan KPR sebagai kawasan komuter DKI Jakarta. Hal tersebut akan mendorong terjadinya migrasi penduduk yang berada di pusat kota Jakarta ke pulau reklamasi yang digunakan sebagai kawasan komuter bagi masyarakat yang beraktifitas di Jakarta. Faktor itu juga didukung karena masih minimnya arus komuter dari bagian utara Jakarta, dibandingkan bagian barat, timur, atau selatan Jakarta.

Daftar Pustaka
Anonim. Kertas Posisi Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta. Jakarta:10320
BPS. 2017. Data Kepadatan Penduduk DKI Jakarta. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
BPS. 2013. Statistik Komuter Jabodetabek. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.14 Tahun 2003, Tentang Ketidaklayakan Rencana Reklamasi dan Revitalisasi Teluk Jakarta
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah 2030.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[LISIGER MEI] : Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan

Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan Oleh : Salsabila Pantograf adalah alat yang berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau gambar. Dengan menggunakan alat ini, seseorang dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. (Sumber: Koleksi penulis, 2006). Pantograf berbahan dasar potongan kayu berbentuk persegi panjang yang masing-masing potongan disatukan dengan baut. Cara membuatnya tidak sulit dan bahan-bahannya mudah kita temui di pasaran. Pertama-tama yang kalian lakukan ialah menyiapkan alat dan bahannya yaitu, empat batang kayu (dua batang kayu a dan b berukuran panjang 50 cm, dan batang kayu c berukuran 30 cm dan batang kayu d berukuran 20 cm), tiga buah baut, amplas, kuas, pernis, bor kayu, dan dua buah pensil. Selanjutnya cara pembuatan yang pertama ialah tandai setiap ujung kayu dengan jarak 1 cm, kemudian lubangi kayu dengan bor kayu. Amplas kayu agar lebih halus. Selanjutnya, panaskan kayu dengan api kecil ...

[LISIGER OKTOBER] Mengenal Lebih Dalam Kesenian Debus Asal Banten

Penulis : M. Gendra Mahdavikia - Geografi 2016 Pernahkah kalian mendengar atau melihat kesenian Debus? Apasih itu Debus? Debus merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Banten. Kesenian ini mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal terhadap   senjata tajam, kebal terhadap air keras, dan lain- lain. Kesenian Debus merupakan kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan kebatinan yang bernuansa penuh magis. Dan dewasa ini kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, upacara magis dan untuk hiburan masyarakat. Pemain Debus merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12 sampai 15 orang, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut: 1. 1 orang juru gendang 2. 1 orang penabuh tembang 3. 2 orang penabuh dogdog tingtit 4. 1 orang penabuh kecrek 5. 4 orang sebagai penzikir 6. 5 orang pemain atraksi 7. 1 orang sebagai syekh     ...

[LISIGER AGUSTUS] Mengenal Morelia Viridis dari Timur Indonesia

Penulis : Rian Ariyanto - Geografi 2016 Sumber foto : imgur.com Green Tree Python / GTP ( Morelia Viridis ) atau yang biasa dikenal dengan nama Chondro banyak terdapat di Papua, Papua Nugini & Australia. Ular GTP masih satu keluarga dengan ular python lainnya, meskipun ia merupakan ular pohon hijau tapi GTP tidak berbisa. Ular GTP tinggal di habitat yang lembab dan bagian tropis yang hangat. GTP termasuk satwa yang mulai langka di tempat asalnya karena penghancuran habitat, perdagangan kulitnya & diburu untuk makanan dan obat kulit. Ular GTP sudah masuk kategori Apendiks II oleh CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ). Seperti kebanyakan ular pohon, GTP memangsa binatang pengerat dan unggas kecil. GTP dewasa berukuran panjang hingga 2,1 meter untuk spesimen yang besar, sedangkan untuk spesimen yang medium, GTP bisa mencapai panjang 1.8 meter. Chondro suka bergulung di pohon, melingkarkan diri dengan kuat di cabang po...