Langsung ke konten utama

[LISIGER SEPTEMBER] Kabar Dari Arktik

Penulis : Devy Amania - Geografi 2016


Pemanasan global atau global warming merupakan proses meningkatkanya suhu udara di atmosfer, laut dan daratan bumi yang disebabkan karena aktivitas manusia. Global Warming berdampak pada bertambahnya suhu bumi, mencairnya es di kutub, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi, kenaikan muka air laut, berpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya hewan.

Sinar matahari yang datang ke bumi tidak seluruhnya sampai melainkan hanya 30% yang mencapai bumi, ketika sinar matahari datang sampai ke permukaan bumi maka berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan sisanya akan dipantulkan tetapi sebagian panas yang seharusnya memantul terperangkap diatmosfer bumi karena menumpuknya jumlah gas rumah kaca di atmosfer bumi seperi uap air, karbon dioksida dan metana. Keadaan ini terjadi terus menerus dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di kutub utara mencair dengan cepat. Dengan melelehnya es tersebut maka daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Daratan atau air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Penyebab dari pemanasan global yaitu efek rumah kaca, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor yang berdampak pada polusi udara, penggunaan alat pendingin yang mengandung bahan kimia CFC (Cloro Flour Carbon), polusi metana dari kegiatan pertanian,perkebunan dan peternakan, penggundulan hutan akibat dari penebangan liar orang yang tidak bertanggung jawab, populasi kendaraan yang terus meningkat, dan pembakaran sampah secara berlebihan.

Dari kegiatan penggunaan kendaraan yang terus meningkat membuat polusi udara yang semakin meningkat, pembakaran hutan, lalu kegiatan peternakan pun memicu penyebab dari pemanasan global karena kotoran hewan mengandung metana yang mengandung emisi gas rumah kaca 23 kali lebih berbahaya dibandingkan dengan karbondioksida. Dampak dari perubahan iklim yang disebabkan oleh metana dalah semakin panasnya suhu dikutub utara dan selatan.

Sejak 1979 laut dikawasan Kutub Utara mengalami kehilangan 50% lapisan es musim panasnya. “Jalur pelayaran paling utama, pada musim panas tahun 2012 sama sekali tidak lagi memiliki lapisan es”, ujar peneliti AS bernama Walt Meier dalam simposium masa depan kutub utara, yang digelar International Polar Foundation dan Komisi Uni Eropa di Brüssel. Suhu yang terdapat di kutub telah meningkat dua kali lipat, telah memicu perubahan yang terjadi. Laut es di Samudra Arktik (Arctic) yang dalam beberapa tahun terakhir telah mencapai luasan terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya, hingga diperkirakan es akan menghilang pada tahun 2030-an. Menurut US National Oceanic and Atmospheric Administration, rata-rata penyusutan laut es minimum sekitar 13% per dekade. Dalam tiga dekade terakhir, lapisan es di lautan sekitar kutub menyusut sekitar 990 ribu kilometer persegi hal ini pengukuran dilakukan oleh 300 pakar iklim dari delapan negara. Para pakar iklim yakin bahwa pemicu pemanasan tersebut karena aktivitas manusia. Dalam beberapa dekade terakhir, emisi gas rumah kaca ke atmosfer terus meningkat drastis.

Dampak dari pemanasan global selain menyebabkan runtuhnya gunung es di Kutub Utara dan Selatan bukan hanya mengakibatkan naiknya permukaan air laut tapi panasnya lautan membuat rantai makanan (food chain) hewan laut di dalamnya berdampak sangat besar bagi asupan makanan kepada hewan laut berukuran besar yang menjadi sumber protein manusia dan juga mangacaukan industri perikanan. Penelitian ilmiah telah meramalkan bila hal ini dibiarkan terus menerus maka 30 tahun kedepan industri perikanan dunia akan kacau.

Pemanasan global yang terjadi karena terjebaknya panas matahari oleh gas efek rumah kaca (greenhouse gas effect) menyebabkan panas yang terpantul kembali ke bumi terserap ke samudera sehingga lautan menjadi panas dan menjadikan sampah karbon yang merusak ekosistem laut (marine ecosystem). Isi dari ekosistem laut termasuk rawa asin (salt marshes), terumbu karang (coral reefs), dan 4000 tanaman termasuk fitoplankton (phytoplankton), gulma laut (seaweed). Sedangkan hewan laut antara lain zooplankton, coral, landak laut (sea urchins), ikan kakatua (parrot fish), gurita (squid), sardens, hiu (sharks), anjing laut (seals) dan hewan mamalia lainnya.

Dengan bertambahnya suhu di lautan berakibat pada sebuah ekosistem terganggu baik karena perpindahan energi yang terganggu, polusi, bahan kimia yang dikeluarkan oleh asap pembakaran atau dari kendaraan bermotor mempengaruhi rantai makanan sebuah ekosistem yaitu disini rantai makanan di kutub utara. Phytoplankton (tanaman laut berukuran kecil) jumlahnya berkurang banyak. Phytoplankton merupakan produsen dalam rantai makanan yang menjadi makanan bagi zooplankton (hewan laut berukuran kecil), zooplankton akan dimakan oleh hewan laut yang berukuran sedang dan hewan laut yang ukurannya sedang akan dimakan oleh hewan laut yang besar dan seterusnya, apabila phytoplankton berkurang maka ekosistem laut akan bermasalah karena dia menjadi produsen utama bagi kelangsungan ekosistem tersebut.

Terganggunya sebuah ekosistem berpengaruh pada bagaimana mereka memproduksi makanan akan terganggu, dari produksi makanan terganggu populasi mereka pasti akan terganggu juga melihat yang mereka makan saja berkurang otomatis untuk mereka berkembag biak akan mengalami kesulitan.Aapabila tidak ditangani secara serius dan hal ini berlangsung tanpa adanya perubahan keberlangsungan hidup mereka akan semakin menurun, yang nantinya berdampak akan kepunahan.

Lalu tanaman di darat dalam rantai makanan melakukan fotosintesis dengan menangkap CO2 dan menghasilkan O2 yang digunakan manusia untuk bernafas. Apabila tanaman berkurang maka CO2 akan lebih banyak diudara yang akan membahayakan apabila dihirup. Ketika air di lautan memanas membuat karang coral bleaching yaitu karang berubah warna menjadi putih lalu kelaparan dan mati. Ribuan hewan laut yang hidup di karang akan terganggu kehidupannya.


Ini bukti nyata dari dampak pemanasan global, beruang kutub yang berada pada puncak jaring makanan di Arktik untuk berburu anjing laut mereka harus berenang berkilo-kilometer dan belum tentu mendapatkannya, sehingga mereka kelaparan. Dengan seluruh kejadian ini binatang-binatang lain disana pun untuk beradaptasi mengalami kesulitan karena habitat asli mereka telah panas yang berujung pada turunnya populasi setelah penurunan populasi berlangsung lama maka akan mengalami kepunahan.


Es dilaut menjadi pusat kehidupan dari beruang kutub karena es digunakan sebagai untuk kawin, membesarkan anak-anak, dan juga berburu mangsa. Sejak tahun 1979-2015 jumlah mereka yang mencapai angka 26 ribu, 35-40 tahun lagi bisa berkurang 8.600 ekor.

Selain beruang kutub, penurunan terjadi pada populasi rusa liar serta caribou. Fakta ini disampaikan oleh kepala Pusat Aarktik di Universitas Northern lowa, Andrey Petrov. Penelitian Petrov pada rusan liar di Taimyr, Rusia utara, menunjukkan bahwa populasi kawanan tersebut telah jatuh ke sekitar 600 ribu ekor, dari satu juta ekor pada tahun 2000.
Populasi Taimyr, berumlah sekitar 24 persen dari semua rusa lair, hilang oleh faktor lenyapnya rusa muda akibat pola migrasi yang terhambat oleh pemanasan iklim.

Pencairan es di Kutub Utara akan mempengaruhi laut Indonesia berupa naiknya permukaan laut yang berakibat pada menenggelamkan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Jakarta akan terkena dampak peningkatan permukaan laut setinggi 1.713 milimeter, Aceh setinggi 1.713 mm, Jawa Timur 1.766 mm, Makassar 1.764 mm, Manado 1.780 mm, dan Papua 1.747 mm. Banyak spesies eksotik di Indonesia, seperti harimau sumatera, orang utan sumatera dan Kalimantan akan terganggu. Banyak masyarakat adat yang bergantung pada hutan akan semakin sulit untuk hidup.

Di Eropa, London, Venesia, Belanda dan Denmark akan menjadi kenangan yang indah. Cina, India dan Banglades akan banjir. Begitu dahsyatnya pengaruh kutub mencair.

Dokumentasi perubahan kondisi Kutub Utara selama 15 tahun pengamatan Christian Aslund dan The Norwegian Polar Institute



Penanganan dari masalah ini dapat dimulai dari menanam pohon yang fungsinya suhu bumi akan kembali turun dan paru-paru dunia dapat “bernapas” kembali. Di halaman rumah kita dapat menanam pohon berkayu yang berguna sebagai tempat resapan air, atau yang lebih sederhana tanamlah satu pohon tetapi mengajak orang lain untuk menanamnya juga. Bayangkan walaupun satu rumah hanya satu pohon tetapi seluruh rumah seperti itu maka akan berdampak positif bagi bumi kita. Selain menanam pohon, beralihlah ke angkutan umum untuk mengurangi asap dari hasil pembakaran bahan bakar dalam jumlah besar yang akan menjadikan polusi udara. Angkutan umum sudah disediakan oleh pemerintah seperi kereta api, transjakarta yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari. Mengurangi pemakaian mesin pendingin seperti AC dan freezer. Mengganti bakan bakar fosil menjadi bahan bakar bio. Mematikan listrik apabila tidak digunakan.

Menurut saya, Indonesia juga dapat menerapkan green city yaitu sepeda menjadi alat transportasi utama, bukannya lebih asik apabila kemana-mana dengan bersepeda ? selain dapat memperbaiki pemanasan global juga lebih terlihat estetik dengan bersepeda menjadi kendaraan sehari-hari. Setiap jalan diberikan fasilitas untuk jalan bersepeda, trortoar yang memadai, disepanjang trotoar ditanami tanaman-tanaman cantik membuat sebuah wilayah terlihat asri dan udara segar. Selain itu dengan adanya tanaman dan bunga-bunga membuat sebuah kota lebih berwarna alami. Yang lebih penting pengawasan hutan agar tidak adanya penebangan hutan secara liar. Apabila ketahuan ada yang menebang pohon secara liar harus diberi tindakan berat seperi sanksi hukum/pidana.

Sumber :
Hardoko Ervan. NASA : Es di kutub mencair, empat kota di Indonesia terancam. Diakses pada 27 Mei 2018. https://internasional.kompas.com/read/2017/11/20/17584121/nasa-es-di-kutub-mencair-empat-kota-di-indonesia-terancam

Olivia Firda. 7 foto kondisi kutub utara akibat perubahan iklim. Diakses pada 26 Mei 2018. https://m.brilio.net/duh/7-foto-kondisi-kutub-utara-akibat-perubahan-iklim-bikin-ngelus-dada-1703145.html

Permadi Iwan. Ancaman pemanasan global terhadap ekosistem laut. Diakses pada 26 Mei 2018. https://www.kompasiana.com/ipe/5ac98c43ab12ae0b982f1e82/ancaman-pemanasan-global-terhadap-ekosistem-laut

Ratnasari Yuliana. Bumi makin panas, beruang kutub terancam punah. Diakses pada 29 Mei 2018. https://tirto.id/bumi-makin-panas-beruang-kutub-terancam-punah-b9Ug

Utomo Trisno. Tujuh peran penting laut es yang rusak oleh perubahan iklim. Diakses pada 26 Mei 2018. https://www.kompasiana.com/ihapiye/tujuh-peran-penting-laut-es-yang-rusak-oleh-perubahan-iklim_566c941d3693731f1367e222

YR Catatan. Es kutub mencair, Indonesia terancam tenggelam. Diakses pada 29 Mei 2018. catatanyr.blogspot.co.id/2013/11/es-kutub-mencair-indonesia-terancam-tenggelam.html?m=1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[LISIGER MEI] : Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan

Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan Oleh : Salsabila Pantograf adalah alat yang berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau gambar. Dengan menggunakan alat ini, seseorang dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. (Sumber: Koleksi penulis, 2006). Pantograf berbahan dasar potongan kayu berbentuk persegi panjang yang masing-masing potongan disatukan dengan baut. Cara membuatnya tidak sulit dan bahan-bahannya mudah kita temui di pasaran. Pertama-tama yang kalian lakukan ialah menyiapkan alat dan bahannya yaitu, empat batang kayu (dua batang kayu a dan b berukuran panjang 50 cm, dan batang kayu c berukuran 30 cm dan batang kayu d berukuran 20 cm), tiga buah baut, amplas, kuas, pernis, bor kayu, dan dua buah pensil. Selanjutnya cara pembuatan yang pertama ialah tandai setiap ujung kayu dengan jarak 1 cm, kemudian lubangi kayu dengan bor kayu. Amplas kayu agar lebih halus. Selanjutnya, panaskan kayu dengan api kecil ...

[LISIGER OKTOBER] Mengenal Lebih Dalam Kesenian Debus Asal Banten

Penulis : M. Gendra Mahdavikia - Geografi 2016 Pernahkah kalian mendengar atau melihat kesenian Debus? Apasih itu Debus? Debus merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Banten. Kesenian ini mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal terhadap   senjata tajam, kebal terhadap air keras, dan lain- lain. Kesenian Debus merupakan kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan kebatinan yang bernuansa penuh magis. Dan dewasa ini kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, upacara magis dan untuk hiburan masyarakat. Pemain Debus merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12 sampai 15 orang, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut: 1. 1 orang juru gendang 2. 1 orang penabuh tembang 3. 2 orang penabuh dogdog tingtit 4. 1 orang penabuh kecrek 5. 4 orang sebagai penzikir 6. 5 orang pemain atraksi 7. 1 orang sebagai syekh     ...

[LISIGER AGUSTUS] Mengenal Morelia Viridis dari Timur Indonesia

Penulis : Rian Ariyanto - Geografi 2016 Sumber foto : imgur.com Green Tree Python / GTP ( Morelia Viridis ) atau yang biasa dikenal dengan nama Chondro banyak terdapat di Papua, Papua Nugini & Australia. Ular GTP masih satu keluarga dengan ular python lainnya, meskipun ia merupakan ular pohon hijau tapi GTP tidak berbisa. Ular GTP tinggal di habitat yang lembab dan bagian tropis yang hangat. GTP termasuk satwa yang mulai langka di tempat asalnya karena penghancuran habitat, perdagangan kulitnya & diburu untuk makanan dan obat kulit. Ular GTP sudah masuk kategori Apendiks II oleh CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ). Seperti kebanyakan ular pohon, GTP memangsa binatang pengerat dan unggas kecil. GTP dewasa berukuran panjang hingga 2,1 meter untuk spesimen yang besar, sedangkan untuk spesimen yang medium, GTP bisa mencapai panjang 1.8 meter. Chondro suka bergulung di pohon, melingkarkan diri dengan kuat di cabang po...