Penulis : Divyana Sudiro - Geografi 2016
Pendahuluan
Serangga (disebut pula
insecta, dibaca "insekta", berasal dari bahasa Latin insectum, sebuah
kata serapan dari bahasa Yunani ἔντομον [éntomon] adalah salah satu kelas avertebrata
di dalam filum arthropoda yang memiliki exoskeleton berkitin, tubuh yang
terbagi tiga bagian (kepala, thorax, dan abdomen), tiga pasang kaki yang
pangkalnya menyatu, mata majemuk, dan sepasang antena. Sebanyak 1.413.000
spesies serangga telah dikenal serta hampir setiap tahunnya terjadi penambahan
spesies baru yang ditemukan. Alasan ini yang menyebabkan serangga berhasil
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi,
kapasitas dalam bereproduksi yang tinggi, serta kemampuan memakan jenis makanan
yang berbeda dan dalam menghindari predator. Serangga dipelajari secara khusus
pada cabang ilmu biologi yang disebut entomologi.
Serangga memiliki pembagian
daur hidup yang unik dan berbeda dengan hewan yang lain. Mereka membagi daur
hidupnya dalam beberapa tahap, yakni telur, larva, kepompong, sampai tahap
dewasa. Selain itu serangga juga memiliki keragaman paling tinggi di dunia.
Variasi jenis dan kemelimpahan tentunya tergantung beberapa faktor seperti
iklim, ketinggian, dan habitat. Kemelimpahan dan diversitas serangga merupakan
suatu indikator kesehatan pada berbagai tipe habitat. Serangga mempunyai ciri
khas, yaitu jumlah kakinya enam (heksapoda), sehingga kelompok hewan dengan
ciri tersebut dimasukkan ke dalam kelas heksapoda. Selain itu, serangga juga
mempunyai ciri-ciri memiliki tubuh simetri bilateral, mempunyai sepasang
sungut, dengan sayap 1-2 pasang, mempunyai rangka luar (eksoskeleton), memiliki
system peredaran darah terbuka, dan ekskresinya menggunakan buluh malphigi,
serta bernafas dengan insang, trakea, dan spirakel.
Keanekaragaman
Serangga
Serangga
adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga
pasang), karena itulah mereka disebut pula Hexapoda. Kajian mengenai kehidupan
serangga disebut entomologi. Serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilum
Uniramia) yang dibagi lagi menjadi 29 ordo. Lebih dari 800.000 spesies insekta
sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies
bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat
(Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies
bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan
110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera). Biodervisitas pada
insecta ini terdiri dari ordo-ordo:
1. Ordo
Lepidoptera ketika fase larva memiliki tipe mulut pengunyah, sedangkan ketika
imago memiliki tipe mulut penghisap. Adapun habitat dapat dijumpai di
pepohonan. Contoh serangga dalam ordo ini adalah kupu-kupu.
2. Ordo
Collembola memiliki ciri khas yaitu memiliki collophore, bagian yang mirip
tabung yang terdapat pada bagian ventral di sisi pertama segmen abdomen. Ada
beberapa dari jenis ini yang merupakan karnivora dan penghisap cairan. Umumnya
Collembolla merupakan scavenger yang memakan sayuran dan jamur yang busuk,
serta bakteri, selain itu ada dari jenis ini yang memakan feses Artropoda,
serbuk sari, ganggang, dan material lainnya.
3. Ordo
Coleoptera memliki tipe mulut pengunyah dan termasuk herbivore. Habitatnya
adalah di permukaan tanah, dengan membuat lubang, selain itu juga membuat
lubang pada kulit pohon, dan ada beberapa yang membuat sarang pada dedaunan.
4. Ordo
Othoptera termasuk herbivora, namun ada beberapa spesies sebagai predator. Tipe
mulut dari ordo ini adalah tipe pengunyah. Ciri khas yang dapat dijumpai yaitu
sayap depan lebih keras dari sayap belakang.
5. Ordo
Dermaptera mempunyai sepasang antenna, tubuhnya bersegmen terdiri atas toraks
dan abdomen. Abdomennya terdapat bagian seperti garpu. Ordo Diplura memiliki
mata majemuk, tidak terdapat ocelli, dan tarsinya terdiri atas satu segmen.
Habitatnya di daerah terrestrial, dapat ditemukan di bawah batu, di atas tanah,
tumpukan kayu, di perakaran pohon, dan di gua. Ordo ini merupakan pemakan
humus.
6. Ordo
Hemiptera memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap. Ada beberapa yang
menghisap darah dan sebagian sebagai penghisap cairan pada tumbuhan. Sebagian
besar bersifat parasit bagi hewan, tumbuhan, maupun manusia. Ordo ini banyak
ditemukan di bagian bunga dan daun dari tumbuhan, kulit pohon, serta pada jamur
yang busuk.
7. Ordo Odonata
memiliki tipe mulut pengunyah. Umumnya Ordo ini termasuk karnivora yang memakan
serangga kecil dan sebagian bersifat kanibal atau suka memakan sejenis.
Habitatnya adalah di dekat perairan.
Biasanya ditemukan di sekitar air terjun, di sekitar danau, dan pada daerah
bebatuan.
8. Sub kelas
Diplopoda memiliki ciri tubuh yang panjang seperti cacing dengan beberapa kaki,
beberapa memiliki kaki berjumlah tiga puluh atau lebih, dan segmen tubuhnya
menopang dua bagian dari tubuhnya. Hewan jenis ini memiliki kepala cembung
dengan daerah epistoma yang besar dan datar pada bagian bawahnya. Habitatnya
adalah di lingkungan yang basah, seperti di bawah bebatuan, menempel pada
lumut, di perakaran pohon, dan di dalam tanah. Tipe mulutnya adalah pengunyah.
Beberapa dari jenis ini merupakan scavenger dan memakan tumbuhan yang busuk,
selain itu ada beberapa yang merupakan hama bagi tanaman.
Referensi:
Diakses dari situs http://www.tamanmini.com/museum/museum-serangga
Diakses
dari situs http://smart-pustaka.blogspot.co.id/2011/12/serangga-insekta-insecta.htmlhtml
Komentar
Posting Komentar