Langsung ke konten utama

[LISIGER MEI] Gajah di Sri Lanka Sering Makan Plastik dari Sampah Buangan Warga

Penulis : Mutia Aisyatur Rido - Geografi 2016





Di sebuah tempat pembuangan di Sri Lanka, terdapat kawanan gajah liar yang kerap mencari makan di antara tumpukan sampah. Mereka menelan potongan-potongan plastik yang berbahaya serta makanan busuk. Sejumlah ahli menyatakan hal itu bisa menimbulkan masalah kesehatan bagi para gajah. Jayantha Jayewardene, peneliti gajah Asia menjelaskan, akibat pembuangan sampah secara ilegal di dekat cagar alam, sekitar 7.500 gajah liar di Sri Lanka jadi sering mengais sampah. Kondisi itu membuat mereka sakit. 

gajah termasuk hewan terhormat dalam agama Budha, agama mayoritas di Sri Lanka. Secara hukum pun gajah mendapat perlindungan. Dan  menganggap gajah sebagai warisan negara. Namun sekarang hewan-hewan tersebut kekurangan makanan dan harus mengonsumsi sampah, Sekawanan 20 gajah liar di Habarana, bagian timur Sri Lanka, menjadi sangat bergantung pada sampah. Gajah-gajah seringkali terlihat berada di kerumunan sampah, terutama pada tumpukan botol plastik.

Tahun 2017 lalu, pemerintah setempat telah melarang adanya tempat pembuangan sampah terbuka di dekat tempat perlindungan satwa liar. Hal ini untuk menghindari risiko kesehatan gajah yang mengonsumsi makanan busuk. Namun, meskipun begitu, kubangan sampah tetap ada di sana. Termasuk potongan-potongan plastik yang sulit terurai. Ratusan gajah di tempat lain juga mencari makan di tumpukan sampah, dekat dengan habitat mereka.

Pemerintah telah memasang pagar listrik di sekitar 50 tempat pembuangan sampah di dekat habitat gajah. Tujuannya untuk menghentikan mereka mengais sampah. Namun, menurut penduduk setempat, cara ini tidak efektif. Seorang petugas di tempat perlindungan gajah menilai, tidak ada cara lain untuk mengatasi masalah pembuangan sampah sembarangan ini, selain penegakan hukum yang tegas.

Pemerintah Sri Lanka sempat membersihkan tumpukan sampah ilegal setelah 33 orang terkubur hidup-hidup di bawah gunung sampah setinggi 90 meter di pinggir ibu kota Kolombo. Seratus rumah juga ambruk akibat insiden tersebut. Sejak saat itu, plastik dilarang untuk digunakan. Ada sanksi pula bagi mereka yang membuang sampah sembarangan. Namun, sayangnya, itu hanya gertak semata, karena penegakkan hukumnya tidak berjalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[LISIGER MEI] : Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan

Mengenang Kembali Jasa Pantograf Yang Hampir Terlupakan Oleh : Salsabila Pantograf adalah alat yang berfungsi untuk memperbesar atau memperkecil sebuah peta atau gambar. Dengan menggunakan alat ini, seseorang dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. (Sumber: Koleksi penulis, 2006). Pantograf berbahan dasar potongan kayu berbentuk persegi panjang yang masing-masing potongan disatukan dengan baut. Cara membuatnya tidak sulit dan bahan-bahannya mudah kita temui di pasaran. Pertama-tama yang kalian lakukan ialah menyiapkan alat dan bahannya yaitu, empat batang kayu (dua batang kayu a dan b berukuran panjang 50 cm, dan batang kayu c berukuran 30 cm dan batang kayu d berukuran 20 cm), tiga buah baut, amplas, kuas, pernis, bor kayu, dan dua buah pensil. Selanjutnya cara pembuatan yang pertama ialah tandai setiap ujung kayu dengan jarak 1 cm, kemudian lubangi kayu dengan bor kayu. Amplas kayu agar lebih halus. Selanjutnya, panaskan kayu dengan api kecil ...

[LISIGER OKTOBER] Mengenal Lebih Dalam Kesenian Debus Asal Banten

Penulis : M. Gendra Mahdavikia - Geografi 2016 Pernahkah kalian mendengar atau melihat kesenian Debus? Apasih itu Debus? Debus merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Banten. Kesenian ini mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, misalnya kebal terhadap   senjata tajam, kebal terhadap air keras, dan lain- lain. Kesenian Debus merupakan kesenian yang dikombinasikan dengan seni tari, seni suara dan kebatinan yang bernuansa penuh magis. Dan dewasa ini kesenian debus biasanya dipertunjukkan sebagai pelengkap upacara adat, upacara magis dan untuk hiburan masyarakat. Pemain Debus merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12 sampai 15 orang, yang masing-masing mempunyai tugas sebagai berikut: 1. 1 orang juru gendang 2. 1 orang penabuh tembang 3. 2 orang penabuh dogdog tingtit 4. 1 orang penabuh kecrek 5. 4 orang sebagai penzikir 6. 5 orang pemain atraksi 7. 1 orang sebagai syekh     ...

[LISIGER AGUSTUS] Mengenal Morelia Viridis dari Timur Indonesia

Penulis : Rian Ariyanto - Geografi 2016 Sumber foto : imgur.com Green Tree Python / GTP ( Morelia Viridis ) atau yang biasa dikenal dengan nama Chondro banyak terdapat di Papua, Papua Nugini & Australia. Ular GTP masih satu keluarga dengan ular python lainnya, meskipun ia merupakan ular pohon hijau tapi GTP tidak berbisa. Ular GTP tinggal di habitat yang lembab dan bagian tropis yang hangat. GTP termasuk satwa yang mulai langka di tempat asalnya karena penghancuran habitat, perdagangan kulitnya & diburu untuk makanan dan obat kulit. Ular GTP sudah masuk kategori Apendiks II oleh CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ). Seperti kebanyakan ular pohon, GTP memangsa binatang pengerat dan unggas kecil. GTP dewasa berukuran panjang hingga 2,1 meter untuk spesimen yang besar, sedangkan untuk spesimen yang medium, GTP bisa mencapai panjang 1.8 meter. Chondro suka bergulung di pohon, melingkarkan diri dengan kuat di cabang po...